Akhir bulan Mei lalu Racana UNPAS mengadakan kegiatan
Lomba Giat Tangkas Medan (LGTM). Kegiatan untuk para Penenggak yang
diselenggarakan setiap 2 tahun sekali tersebut sudah terselenggara kembali dan
jatuh pada 24 -26 Mei tahun ini. Kami—Penenggak 07032—bergabung dengan
Pangkalan SMAN 20 Bandung untuk berpartisipasi mengikuti lomba.
Persiapan dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum
hari H.
Berlatih PBB, berlatih tari Saman untuk pentas seni,
cryphtography, menggambar kaligrafi, catwalk, berlatih membuat miniatur tower, memperluas
pengetahuan kepramukaan, memikirkan sajian masakan, menyiapkan jokes untuk
stand up comedy, dan lain-lain, kami lakukan dari sore hari dan terkadang
hingga malam hari. Yang menyebabkan
timbulnya ‘peringatan’ dari penjaga sekolah.
Hehehe, maklum atuh, ‘kan pelajar, sibuk pisan, jadi
bisanya latihan di waktu sore, karena kalau latihan dari sore hinga sore terasa
kurang sensasi, sebentar pisan jadi kebablasan deh… dari sore sampe malem. Sangking
asyiknya ini teh. (ehem, berdalih :D)
24 Mei tepatnya hari Jum’at, pukul 10 pagi dengan
diantar seorang bapak yang bekerja di SMAN 20 Bandung yang hendak mencuci
mobil, kami ikut diantar ke Taman Pramuka. Untung nggak ikut dicuci, hehe.
Saat hendak mendirikan tenda, Kak Atan (ketua sangga)
sudah mengabil no kavling sebelumnya, no. 2.3 yang letaknya disebelah barat
area dalam Taman Pramuka. Setelah mendirikan tenda, kami makan bakso
ramai-ramai, kecuali Kak Atan yang jaga tenda :D
Sore harinya pukul 16.00 dimulailah lomba pertama,
cryptography dan miniatur tower. Pukul 20.00 hingga 21.00 dilanjutkan dengan acara
Mojang-jajaka dan Jaipong.
Selesai berkegiatan kami pun tidur, namun hujan turun
dengan lebatnya berbondong-bondong menyerang bagunan tenda yang konstruksinya
berbahan dasar kain tea. Meskipun tak tembus air namun mudah roboh dan adanya
perembesan memasuki tenda.
So, rencana awal kami berniat untuk bermalam di
Anggrek berhubung jaraknya sangat dekat dengan Taman pramuka. Tapi kehendak
panitia berkata lain, kami tak diizinkan dan disarankan untuk bermalam di aula
Taman Pramuka. Well, pilihan kami tentukan, tidurlah kami dalam keadaan rada
basah-basah di tenda.
Pagi menjelang dengan gagahnya memajang mentari.
Sholat dan bergantiang ‘nebeng’ mandi di Anggrek
dengan mengendarai motor. Pukul 8 kami sudah nampak elok denga seragam Pramuka.
Lomba dilanjutkan dengan hasta karya dan lomba memasak. Siang harinya mengikuti
lomba PBB.
Well, dilanjutkan kembali dengan stand up comedy pada
malam hari. Anda tahu sangga kami membawakan jokes? Hehe. Setelah itu acara
berlanjut ke pentas seni, tapi sepertinya dan nampaknya ditiadakan? Atau pentas
seni itu dangdutan? Hmm well. Dangdutan.
Sebelumnya ada api unggun yang dibuat di depan panggung,
tapi nampaknya tak banyak dikerumuni. Karena dangdutan tak kunjung selesai, dan
mengganggurnya sang bara api unggun terkulai tanpa halayak ramai
mengerumuninya, akhirnya kami gunakan sajah untuk membakar ubi jepang.
Jadi yang lain dangdutan dihadapan kami, ya kami
menikmati ubi bakar, so delicious… agak nyeleneh memang, tapi ini bentuk
pemanfaatan energi panas, ehehehe. Ketimbang dangdutan.
The last day, pagi hari kegiatan diteruskan dengan
wide games.
Dimulai pukul 8, kami berkumpul di lapangan dan dibagi
menjadi bebrapa kelompok. Sebelum berangkat, setiap sangga diberikan satu peta
perjalanan.
Pos 1 berada di Lapangan Supratman, jalur yang harus
dilewati yaiti Jl. Anggrek, lalu menuju Jl. Supratman. Saat melewati sanggar di
Anggrek, kami bertemu kak Aria dan kakak-kakak yang lain. Ah tak bisa mampir
walaupun sekedar minum. (euh atuh, baru juga berangkat, masa udah kehausan? -_-)
Di pos 1 kami diintruksikan membuat sebuah bentuk
bangunan dua dimensi, yaitu layang-layang. Its so simple and rather easy.
Pos 2 berada di Taman Cihapit. Tugas kami selanjutnya
menghafalkan huruf International alphabet such as : Alfa, Beta, Charlie, Delta,
Echo, Froxtrot, dst, saat diperjalanan.
Tapi ternyata, yang melaksanakan tugas ini hanya ketua
sangganya.
Well, tertawa riang gembira terus menyelimuti hati
kami. Bahkan sangking nggak ada kerjaannya, dengan gemuruh senang serta
kreatifitasan, kami menggunakan topi untuk main lempar-lemparan seperti piring
terbang. Sebagai pemanfaatan waktu agar tak terkesan kurang kerjaan pisan.
Pos 3 berlokasi di Taman Anggrek. Selama perjalanan
tak henti-hentinya kami tertawa dipinggir jalan, sambil jalan (yaiyalah..!).
Setelah tiba disana kami masih harus menunggu giliran
persangga untuk bermain game “ular tangga” (tapi sepertinya bukan ular tangga,
deh. Justru mirip undian dadu, karena nggak ada ular dan tangganya, seriusan).
Kak Atan melempar dadu nomor 5 yang hasilnya dapet
zonk. Itu artinya kami tidak mendapat poin.
Kemudian melempar lagi, keluar nomor 3, perintahnya
mengubah kalimat simple present menjadi negatif sentence. That’s so easy. Karena
bukan pelajarannya anak Penegak (SMA), tapi Penggalang (SMP).
Lemparan dadu terakhir keluar nomor 10, yaitu mengubah
kalimat logika matematika kedalam bentuk negasi. Sayangnya cuma 1 soal,
sebenernya kurang banyak.
After that journey, kami berjalan kembai meunju Taman
Pramuka, lokasi awal perkemahan.
Awalnya kami mengira acara sudah selesai, ternyata
masih ada kegiatan, yaitu game sepak bola soulmate. Gerimis hujan turut
bersorak menyemangati, ada pula game koin dalam tepung, dan permainan tusuk
balon.
Well, games selesai, kami beristirahat, dan
dilanjutkan kembali dengan apel penutupan serta pengumuman pemenang LGTM.
Syukur alhamdulillah, sangga kami medapatkan piala
untuk lomba kaligrafi menggambar lambang Pramuka dan cryptography. Yay!
Sebelum pulang, kami mampir ke Anggrek untuk menunggu
jemputan masing-masing. Sebelum itu pula ada kakak yang berbaik hati menawarkan
ajakan makan sate ramai-ramai. Ahahai.
Cheers! wassalam.
- Maila Rahmah dan Adelia Wardani (07032)