Pramuka Telkom

Pramuka Telkom

Penggunaan Salam Pramuka



v Cara Memberi Salam :

1. Dalam Keadaan berhenti

A) Tanpa Peci/songkok/baret.

·         Sikap sempurna,
·         Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan, siku-siku 15 derajat serong kedepan,
·         Kelima jari tangan rapat satu sama lain,
·         Telapak tangan seorang kebawah dan kekiri ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis,
·         Pergelangan tangan lurus,
·         Bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi salam.
·         Jika selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna kembali.


B) Memakai Peci/songkok/baret

·         Pelaksanaan sama dengan yang diatas (No.1.A) namun, jari tengah dan telunjuk mengenai tepi bawah dan peci setinggi pelipis.


C) Memakai Peci yang ada kelep

·         Pelaksanaan sama dengan yang diatas (No.1.A) namun, jari tengah mengenai ujung kelep.


D) Membawa/menggunakan tongkat Pramuka

·         Sikap sempurna,
·         Tongkat ditangan kanan disamping badan, diangkat sedikit,
·         Tangan kiri lurus di depan dada (antara dada dan perut), jari rapat dan ujung jari tengah menyentuh tongkat,
·         Pandangan lurus kepada yang diberi salam atau kepala dipalingkan kepada arah orang yang diberi salam.


2. Dalam keadaan berjalan.


A) Jalan biasa.

·         Dalam keadaan jalan biasa pelaksanaannya sama seperti No.1.A. dengan memalingkan muka atau kepala dan pandangan lurus tertuju kepada orang diberi salam.


B) Membawa/memakai tongkat Pramuka.

·         Tongkat dibawa/dipegang dua tangan di depan badan,
·         Memalingkan kepala ke arah orang yang diberi salam.

**        Bila Tongkat dalam keadaan disandang di kanan.
·         Tetap dalam keadan jalan biasa,
·         Tangan kanan memegang tali sandang dengan bentuk siku-siku kedepan,
·         Tangan kiri ditekuk kekanan depan dada (seperti No.1.D.)
·         Kepala dipalingkan kepada orang yang diberi salam.

**      Bila Tongkat dalam keadaan disandang di kiri.
·         Tetap dalam keadaan jalan biasa,
·         Tangan kiri memegang tali sandang dengan bentuk siku-siku kedepan,
·         Tangan kanan memberi salam seperti salam biasa dan pandangan lurus kepada orang yang diberi salam.

C) Dalam keadaan membawa barang

*       Barang Ringan.
·         Apabila mebawa barang ringan di tangan kanan,
·         maka barang tersebut dipindahkan ke tangan kiri,
·         dan melakukan salam seperti biasa (No.1.A ; B ; C)

*       Barang Berat.
·         Apabila membawa barang yang berat ditangan kiri dan kanan,
·         maka salam cukup memalingkan wajah kepada seseorang tersebut dan mengucapkan “salam”.









Jenis-jenis Salam Pramuka







Bukan hal yang baru jika kita melihat seseorang bertemu dengan orang tuanya, gurunya, pembinanya, atau teman-temannya, mereka saling mengucapkan salam.

“Selamat siang, Bu.”

“Halo, Kak!”

“Assalamu’alaikum.”

Berjabat tangan juga bentuk salam, memberi hormat, dan lain sebagainya.

Salam tersebut diberikan sebagai tanda adanya penghargaan kepada orang yang disalami, sebagai bentuk penghormatan, dan perwujudan atas adanya ikatan jiwa yang erat.

Rasanya tidak pas dan terkesan sombong kalau ketemu dan saling kenal, tetapi tidak mengucap salam. Memberikan salam pun dilakukan sebagai perwujudan saling menghargai. Siapa yang melihat lebih dulu, maka baiknya dia lah yang wajib menyapa dan mengucap salam lebih dulu.


 v Salam digologkan 3 jenis :


1. SALAM BIASA

• Semua Pramuka
• Orang Tua
• Guru
• Kakak Pembina/Pembimbing
• Sahabat/kawan
• Dan orang lain yang dianggap perlu menerima salam

2. SALAM PENGHORMATAN

Salam penghormatan merupakan suatu penhargaan yang mendalam yang disampaikan kepada :
• Pramuka Utama ( Presiden RI)
• Bendera “Sang Saka Merah Putih” (dalam Upacara)
• Lagu Kebangsaan (dalam upacara resmi)
• Pani-panji Pramuka (dalam Upacara resmi)
• Menteri-menteri atau tamu agung Negara
• Jenazah (dalam Upacara pemakaman atau bertemu dijalan)

3. SALAM JANJI

Salam Janji adalah tanda penghormatan yang dilakukan setiap anggota Pramuka sewaktu mendengar Tri Satya sedang dibacakan.

Salam janji ini biasanya dilakukan ketika seorang anggota Pramuka dilantik dan mengucapkan Tri Satya sebagai Sumpah atau janji.

Apabila seorang Pramuka dilantik Kenaikan Tingkat dalam Pramuka, sebelum Sumpah atau janji itu diucapkan, ia memegang ujung Bendera Merah Putih dengan tangan kiri dan menempelkan Bendera pada dada, kemudian tangan kanan memberi Salam dan memulai mengucapkan Tri Satya.








Kode Kehormatan Pramuka



Berdasarkan Pasal 13 ART Gerakan Pramuka tahun 2012 :

A. DWI SATYA  (Siaga) :
Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadapt Tuhan yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
- setiap hari berbuat kebaikan.

B. DWI DARMA (Siaga) :
1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.
2. Siaga berani dan tidak putus asa.

C. TRI SATYA (Penggalang) :
Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan yang Maha Esa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
- serta menepati Dasa Darma.

D. TRI SATYA (Penegak, Pandega, Anggota Dewasa) :
Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan yang Maha Esa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup, dan ikut serta membangun masyarakat.
- serta menepati Dasa Darma.

E. DASA DARMA (Penegak, Pandega, Anggota Dewasa) :
1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan ksatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin terampil dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran dan perkataan.







Struktur Organisasi Kwartir Daerah








NB : Struktur Organisasi Kwartir Nasional, Cabang, dan Ranting pun sama.

Struktur Dewan Kerja Ranting




Struktur Organisasi Gerakan Pramuka




Keheranan Pada Surat Baden Powell Berjudul “Apa yang Harus Kukerjakan Nanti”

0 komentar




Saya baca sebuah buku yang judulnya, “Boyman”. Dalam buku itu tertulis bahwa Baden Powell adalah seseorang yang bertipe pekerja keras, dan beliau tidak mudah putus asa serta penolong. Sampai kalimat itu, tidak ada masalah, dan saya tetap asik  membacanya. Tetapi kemudian buku itu menyebutkan, sifat tersebut terlihat dari sebuah surat yang ditulis Baden Powell pada tanggal 26 Februari 1865 kepada ibunya.

Begini isi suratnya, yang ditulis pada buku Boyman :

Aku ingin sekali membuat orang yang miskin menjadi kaya seperti kita, dan mereka secara hukum berhak untuk bisa bergembira seperti kita, dan siapapun orang berada dan berkecukupan, wajib memberi orang yang tidak punya.
Dan kita harus bersyukur kepada Tuhan yang telah menganugerahi kita. Dia telah membuat orang miskin dan orang kaya. Dan aku akan memberitahumu bagaimana untuk menjadi baik.
Sekarang akan kuberitahu..
Kau harus selalu berdo’a kepada Tuhan, tetapi kau tidak bisa menjadi orang baik hanya dengan berdo’a saja, tetapi kau harus berusaha keras untuk menjadi orang baik.

Sampai disitu, setelah membaca surat Baden Powell untuk ibunya, pikiran saya terasa dilukai. Sebagai pembaca, saya merasa begitu. Bagian yang membuat saya terheran-heran ketika membaca surat tersebut ada pada kalimat Baden Powell kepada ibunya yang begini, “Dan aku akan memberitahumu bagaimana untuk menjadi baik.” Sampai disini saya merasa tercengang dan begitu juga dengan kalimat selanjutnya. Baden Powell, berkata demikian pada ibundanya...?

Saya tidak keheranan tentang salah satu sifat Baden Powell yang penolong dan peduli pada orang lain, dan begitu pula menurut buku tersebut, yang terlihat dari surat Baden Powell yang ditujukan kepada ibunya. Bukan tentang hal itu. Saya juga membenarkan hal tersebut—sifat pedulinya Baden Powell pada sesama. Hanya saja, kalimat-kalimat yang ditulis Baden Powell kepada ibunya itulah yang saya tidak pahami.

Jika memang surat tersebut ditulis Baden Powell dan ditujukan kepada ibunya, yang saya pertanyakan, apa tujuan atau awal mula Baden Powel menulis surat itu kepada ibunya? Karena isinya begitu.

Seperti— orang tua saya menulis surat untuk wali kelas saya dengan tujuan  untuk memberitahukan pada beliau kalau saya sedang sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah. Tentu isinya pemberitahuan. Pertanyaanya seperti itu, maksud saya, isinya.. kenapa begitu? Tentang isi surat tersebut. Isinya.

Tentu seorang ibu, dalam hal ini ibunya Baden Powell, putri seorang Admiral Kerajaan Inggris, tentu tahu sekali akan hal itu. Tentang kita tidak bisa mejadi orang baik hanya dengan berdoa. Dan kalimat-kalimat itu terasa kurang pas untuk ditujukan kepada seorang ibu dengan bahasa yang demikian :

“Sekarang akan kuberitahu..

Kau harus selalu berdo’a kepada Tuhan, tetapi kau tidak bisa menjadi orang baik hanya dengan berdo’a saja, tetapi kau harus berusaha keras untuk menjadi orang baik.”

Berulang kali saya menduga-duga…

Yang pertama, mungkin ada yang salah dengan penerjemahan surat Baden Powell untuk ibunya tersebut. Kesalahannya mungkin terletak pada kata ‘Kau’ yang seharusnya diterjemahkan ‘Kita’. Untuk membenarkannya saya sendiri sudah mencari surat asli yang masih berbahasa inggris di Internet dengan bantuan mesin pencari google, dengan berbagai keyword pula, tetapi tidak menemukan surat asli yang ditulis Baden Powell untuk ibunya, baik dengan bahasa Inggris ataupun Indonesia.

Akhirnya saya pasrah dengan dugaan ini. Tapi masa iya? ‘You’ dan ‘We’ itu kan bedanya cukup jauh.

Dugaan yang kedua, sebetulnya surat tersebut isinya bukan hanya kalimat-kalimat itu, tetapi ada kalimat lain yang tertulis diatas atau dibawahnya—isi surat yang saya kutip diatas.

Jadi mungkin Baden Powel bercerita pada ibunya dalam surat tersebut, curhat pada ibunya, dia menceritakan semua hal yang ingin ia kerjakan untuk orang lain, sesuai dengan judul surat "Apa yang Harus Kukerjakan Nanti".

Dan ia juga mengungkapkan, tentang pandangannya terhadap orang miskin dan harus membantu mereka. Hingga akhirnya, Baden Powell juga mengungkapkan pendapatnya, tentang bagaimana caranya menjadi orang baik. Ya, mengungkapkan pendapatnya kepada ibunya, dengan bahasanya sendiri—yang kebetulan seperti itu.

Tapi, saya menyadari kalau logika saya tetap tidak bisa menerima dugaan saya sendiri yang seperti ini.

Jika bukan karena adanya pemotongan/peringkasan isi surat, salah penerjemahan, bukan juga karena dugaan-dugaan saya seperti diatas. Lalu bagaimana? Saya tahu saya tidak akan menemukan penanggungjawab akan terlukanya logika saya, kecuali saya mencari sendiri jawaban atas dugaan saya itu.

Dan saya sudah mencobanya, mencari sejarah Baden Powell dari berbagai sumber yang saya harap ada blog yang menceritakan awal mula Baden Powell menuliskan surat itu untuk ibunya. Tapi hampir blog yang saya temui wacananya sama. Juga di Wikipedia tidak saya temukan. Juga di Pinetreeweb yang disarankan teman.

Oh ayolah! Kenapa baden Powel menulis surat itu untuk ibunya? Kenapa isinya begitu…? Kalau surat dengan isi dan bahasa yang begitu ditujukan untuk teman atau peserta didik Baden Powell, tentu saya tidak akan menulis ini dengan panjang lebar seperti sekarang. Logika saya tidak akan terlukai dengan pertanyaan saya sendiri.

Well...

Saya mulai pasrah, melepaskan ketidakmengertian dan rasa penasaran saya akan hal ini. Tentang isi surat Baden Powel yang dituliskannya kepada Ibundanya.

Mungkin jika seperti itu, yang perlu saya cari adalah tentang sejarah Baden Powel bagian tahun 1865. Tapi jujur, sejujur-jujurnya, saya sedang terkena virus lelah mencari tahu sejarahnya atau referensi yang lain lagi—yang sudah pasti panjang.

Dan kalaupun ada blog lain yang menuliskan tentang sejarah BP, belum tentu sejarah yang ditulis dan diposting di blog tersebut ada kisah tentang surat ini. Well, saya bisa menyimpulkan begitu, karena saya sudah melakukannya, mencari, dan membaca. Kebanyakan wacana yang ada hampir sama.

Permohonan saya, bagi pembaca yang memahami jawaban atas ketidakmengertian saya akan hal ini, tolong beritahu saya. Tolong jelaskan pada saya. Saya akan sangat meluangkan waktu untuk mendengarkan/membacanya.

Atau memberi referensi sejarah Baden Powell yang menurut Anda sudah pasti ada cerita tentang surat yang ditulis Baden Powell untuk ibunya juga tidak apa-apa. Memberi e-book yang sudah pasti ada cerita tentang surat itu juga tidak apa-apa. Baik e-book berbahasa Indonesia atau pun berbahasa Inggris, it’s okay.

Saya menunggu email kirimannya. Atau penjelasannya. Ini mungkin masalah sepele atau tidak penting, tapi saya akan sangat senang jika menerimanya, saya betul-betul penasaran. Well, penasaran.




- Adelia Wardani (07032)







 
Copyright © Anggrek 53A Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur