Saya baca sebuah buku yang judulnya, “Boyman”. Dalam
buku itu tertulis bahwa Baden Powell adalah seseorang yang bertipe pekerja
keras, dan beliau tidak mudah putus asa serta penolong. Sampai kalimat itu,
tidak ada masalah, dan saya tetap asik
membacanya. Tetapi kemudian buku itu menyebutkan, sifat tersebut
terlihat dari sebuah surat yang ditulis Baden Powell pada tanggal 26 Februari
1865 kepada ibunya.
Begini isi suratnya, yang ditulis pada buku Boyman :
Aku ingin sekali membuat orang yang miskin menjadi kaya seperti kita,
dan mereka secara hukum berhak untuk bisa bergembira seperti kita, dan siapapun
orang berada dan berkecukupan, wajib memberi orang yang tidak punya.
Dan kita harus bersyukur kepada Tuhan yang telah menganugerahi kita. Dia
telah membuat orang miskin dan orang kaya. Dan aku akan memberitahumu bagaimana
untuk menjadi baik.
Sekarang akan kuberitahu..
Kau harus selalu berdo’a kepada Tuhan, tetapi kau tidak bisa menjadi
orang baik hanya dengan berdo’a saja, tetapi kau harus berusaha keras untuk
menjadi orang baik.
Sampai disitu, setelah membaca surat Baden Powell
untuk ibunya, pikiran saya terasa dilukai. Sebagai pembaca, saya merasa begitu.
Bagian yang membuat saya terheran-heran ketika membaca surat tersebut ada pada
kalimat Baden Powell kepada ibunya yang begini, “Dan aku akan memberitahumu bagaimana untuk menjadi baik.” Sampai
disini saya merasa tercengang dan begitu juga dengan kalimat selanjutnya. Baden
Powell, berkata demikian pada ibundanya...?
Saya tidak keheranan tentang salah satu sifat Baden
Powell yang penolong dan peduli pada orang lain, dan begitu pula menurut buku
tersebut, yang terlihat dari surat Baden Powell yang ditujukan kepada ibunya.
Bukan tentang hal itu. Saya juga membenarkan hal tersebut—sifat pedulinya Baden
Powell pada sesama. Hanya saja, kalimat-kalimat yang ditulis Baden Powell
kepada ibunya itulah yang saya tidak pahami.
Jika memang surat tersebut ditulis Baden Powell dan
ditujukan kepada ibunya, yang saya pertanyakan, apa tujuan atau awal mula Baden
Powel menulis surat itu kepada ibunya? Karena isinya begitu.
Seperti— orang tua saya menulis surat untuk wali kelas
saya dengan tujuan untuk memberitahukan
pada beliau kalau saya sedang sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah.
Tentu isinya pemberitahuan. Pertanyaanya seperti itu, maksud saya, isinya..
kenapa begitu? Tentang isi surat tersebut. Isinya.
Tentu seorang ibu, dalam hal ini ibunya Baden Powell,
putri seorang Admiral Kerajaan Inggris, tentu tahu sekali akan hal itu. Tentang
kita tidak bisa mejadi orang baik hanya dengan berdoa. Dan kalimat-kalimat itu
terasa kurang pas untuk ditujukan kepada seorang ibu dengan bahasa yang
demikian :
“Sekarang akan kuberitahu..
Kau harus selalu berdo’a kepada Tuhan, tetapi kau
tidak bisa menjadi orang baik hanya dengan berdo’a saja, tetapi kau harus
berusaha keras untuk menjadi orang baik.”
Berulang kali saya menduga-duga…
Yang pertama, mungkin ada yang salah dengan
penerjemahan surat Baden Powell untuk ibunya tersebut. Kesalahannya mungkin
terletak pada kata ‘Kau’ yang seharusnya diterjemahkan ‘Kita’. Untuk
membenarkannya saya sendiri sudah mencari surat asli yang masih berbahasa
inggris di Internet dengan bantuan mesin pencari google, dengan berbagai
keyword pula, tetapi tidak menemukan surat asli yang ditulis Baden Powell untuk
ibunya, baik dengan bahasa Inggris ataupun Indonesia.
Akhirnya saya pasrah dengan dugaan ini. Tapi masa iya?
‘You’ dan ‘We’ itu kan bedanya cukup jauh.
Dugaan yang kedua, sebetulnya surat tersebut isinya
bukan hanya kalimat-kalimat itu, tetapi ada kalimat lain yang tertulis diatas
atau dibawahnya—isi surat yang saya kutip diatas.
Jadi mungkin Baden Powel bercerita pada ibunya dalam
surat tersebut, curhat pada ibunya, dia menceritakan semua hal yang ingin ia
kerjakan untuk orang lain, sesuai dengan judul surat "Apa yang Harus
Kukerjakan Nanti".
Dan ia juga mengungkapkan, tentang pandangannya
terhadap orang miskin dan harus membantu mereka. Hingga akhirnya, Baden Powell
juga mengungkapkan pendapatnya, tentang bagaimana caranya menjadi orang baik. Ya,
mengungkapkan pendapatnya kepada ibunya, dengan bahasanya sendiri—yang
kebetulan seperti itu.
Tapi, saya menyadari kalau logika saya tetap tidak
bisa menerima dugaan saya sendiri yang seperti ini.
Jika bukan karena adanya pemotongan/peringkasan isi
surat, salah penerjemahan, bukan juga karena dugaan-dugaan saya seperti diatas.
Lalu bagaimana? Saya tahu saya tidak akan menemukan penanggungjawab akan terlukanya
logika saya, kecuali saya mencari sendiri jawaban atas dugaan saya itu.
Dan saya sudah mencobanya, mencari sejarah Baden
Powell dari berbagai sumber yang saya harap ada blog yang menceritakan awal
mula Baden Powell menuliskan surat itu untuk ibunya. Tapi hampir blog yang saya
temui wacananya sama. Juga di Wikipedia tidak saya temukan. Juga di Pinetreeweb
yang disarankan teman.
Oh ayolah! Kenapa baden Powel menulis surat itu untuk
ibunya? Kenapa isinya begitu…? Kalau surat dengan isi dan bahasa yang begitu
ditujukan untuk teman atau peserta didik Baden Powell, tentu saya tidak akan
menulis ini dengan panjang lebar seperti sekarang. Logika saya tidak akan
terlukai dengan pertanyaan saya sendiri.
Well...
Saya mulai pasrah, melepaskan ketidakmengertian dan
rasa penasaran saya akan hal ini. Tentang isi surat Baden Powel yang
dituliskannya kepada Ibundanya.
Mungkin jika seperti itu, yang perlu saya cari adalah
tentang sejarah Baden Powel bagian tahun 1865. Tapi jujur, sejujur-jujurnya, saya
sedang terkena virus lelah mencari tahu sejarahnya atau referensi yang lain
lagi—yang sudah pasti panjang.
Dan kalaupun ada blog lain yang menuliskan tentang
sejarah BP, belum tentu sejarah yang ditulis dan diposting di blog tersebut ada
kisah tentang surat ini. Well, saya bisa menyimpulkan begitu, karena saya sudah
melakukannya, mencari, dan membaca. Kebanyakan wacana yang ada hampir sama.
Permohonan saya, bagi pembaca yang memahami jawaban
atas ketidakmengertian saya akan hal ini, tolong beritahu saya. Tolong jelaskan
pada saya. Saya akan sangat meluangkan waktu untuk mendengarkan/membacanya.
Atau memberi referensi sejarah Baden Powell yang
menurut Anda sudah pasti ada cerita tentang surat yang ditulis Baden Powell
untuk ibunya juga tidak apa-apa. Memberi e-book yang sudah pasti ada cerita
tentang surat itu juga tidak apa-apa. Baik e-book berbahasa Indonesia atau pun
berbahasa Inggris, it’s okay.
Saya menunggu email kirimannya. Atau penjelasannya.
Ini mungkin masalah sepele atau tidak penting, tapi saya akan sangat senang
jika menerimanya, saya betul-betul penasaran. Well, penasaran.
- Adelia Wardani (07032)