Pramuka Telkom

Pramuka Telkom

Wawancara dengan Semut tentang Pramuka




“Pramuka itu seperti semut, lho!”

Apa? Anak Pramuka disama-samain kaya semut? Yang berukuran mini, badannya item, kecil tak terpandang mata minus, terus yang rasanya gak enak itu?!”

Well, pembaca boleh pro, boleh kontra sama yang nanya (siapa tah yang nanya?!) tapi jika ditilik dari pengibaratan, Pramuka itu seperti semut. Bukan dari sudut pandang macam pertanyaan diatas, tapi dari sudut pandang lain.

Sering ‘kan kita melihat para semut itu berjalan di dinding rumah dengan barisan rapih nan teratur? Mereka segan sekali untuk mendahului rekan yang ada didepannya. Padahal jika mereka mau, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bisa ditempuh dalam waktu singkat.

Seperti itulah cerminan anak Pramuka. Mereka mempunyai kehidupan yang serba teratur dan terencana, serta memiliki solidaritas yang tinggi.

“Egois banget sih ah, masa gue mau main ninggalin temen-temen gue? Ya harus solid dong. Sekalian memperluas koneksi dan membangun relasi dengan teman-teman yang lain.”

“Hmm, terus kenapa kita jalannya selalu berbaris? Soalnya kalo jalan sendirian sepi banget, gak rame cuy!” begitu ujar si semut saat diwawancarai.

“Lalu, kenapa barisannya berbentuk vertikal, Mut?”

“Sebab, kalo horizontal kita bakalan awut-awutan, Mbak! Semua semut berjalan sesuai kehendak masing-masing, ada yang cepet, ada yang nyantai. Jadinya nggak akan bisa lurus! Itulah mengapa kita berjalan vertikal.

Semut punya pemimpin barisan yang bertanggung jawab menuntun pasukannya. Jika pemimpin belok kanan, semua semut akan mengikuti. Begitulah cara kami mempertahankan kerapihan, kesolidaritasan, dan berani memberikan kepercayaan.”  Jawab si semut sembari memakan gula yang telah disiapkan oleh tim wawancara.

Nah, berdasarkan hasil wawancara minggu lalu, si semut pun mengakui bahwa ia senang sekali pilih-pilih makanan. Manja banget. Mereka hanya mau memakan makanan yang mengandung gula.

Ketika ditanya mengapa, beginilah jawabannya :

“Gula itu enak, manis, mengandung karbohidrat untuk sumber energi kami.

Sebenarnya, dulu kami sempat ditawari makan garam, tapi rasanya gak enak. Sempat pula ditawari rendang, bakso, dan fried chicken. Tapi kami ogah, karena kebesaran. Jadi kami hanya memakan makanan yang manis. Itu prinsip kami! Prinsi kami!!” si semut menjawab sembari mengacung-acungkan tangannya—maksudnya sih, minta tambahan gula.

However, anak-anak Pramuka pun begitu.

Mereka memiliki prinsip yang sama dengan para semut. Mereka hanya mau ‘memakan makanan yang manis’. Pokoknya mah, hanya mau memberi sarapan otak mereka dengan nasehat dan kritikan yang membangun, kemudian membuang yang merugikannya.

Mereka sering makan siang dengan kegiatan-kegiatan yang positif saja. Dan makan malam dengan ayam goreng. Ehh….

Last, kesimpulan dari pertanyaan terakhir kami dengan si semut.

Para semut mempunyai kebiasaan saling bertegur sapa dengan rekan semut lain yang datang dari arah berlawanan.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan anak-anak Pramuka. Mereka akan bersorak sorai gembira ketika acara pesta siaga, jambore, maupun raimuna akan digelar. Dan saat bertemu teman-teman yang lain di sana, mereka tidak akan membeda-bedakan dari mana mereka datang, yang penting hayu bertegur sapa! Terus kenalan deh…

Begitu pun saat bertemu dengan Bapak atau Ibu guru mereka, teman-temannya, para pembinanya, maupun dengan masyarakat umum, mereka selalu bertegur sapa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (?!). Maksudnya sih, enggak SKSD, alisa sok kenal sok dekat.

Tapi kabarnya ya sodara-sodari, SKSD pun bisa membawa berkah..!! (Nah, loh jadi gimana? Silahkan baca kitab cara ber-SKSD yang baik dan benar! Yeah!!)

Sekian. J


- Adelia Wardani (07032)


*) Has Posted on BacotBawet | Juni 2013






0 komentar:

 
Copyright © Anggrek 53A Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur